Halaman

18 Januari 2009

SIFAT MURID


Diceritakan bahawa Ibrahim Khawwas, ketika ia masih muda, ingin mengikuti seorang guru. Iapun mencari seorang bijak pandai, dan mohon agar dibenarkan menjadi pengikutnya.
Si Tuan Guru berkata, "Kau belum lagi bersedia."
Tetap Ibarahim Khawwas berkeras juga, lalu guru itu berkata, "Baiklah, aku akan mengajarimu sesuatu. Aku akan berziarah ke Makkah. Kau ikut."
Ibrahim Khawwas teramatlah gembira.
"Kerana kita mengadakan perjalanan berdua, salah seorang harus menjadi pemimpin, " kata Tuan Guru. "Kau pilih jadi apa?"
"Saya ikut saja, Tuan Guru yang memimpin," kata Ibrahim.
"Tentu aku akan memimpin, asalkan kau tahu bagaimana menjadi pengikut," kata Tuan Guru.
Perjalananpun dimulai. Sementara mereka beristirehat pada suatu malam di padang pasir Hijaz, hujan pun turun. Tuan Guru bangkit dan memegang kain penutup, seraya melindungi muridnya dari kebasahan.
"Seharusnya sayalah yang melakukan itu kepada Tuan Guru," kata Ibrahim yang mula bersa serba-salah.
"Aku perintahkan agar kau membenarkan aku melindungimu," kata Tuan Guru.
Pada siang harinya, Ibrahim Khawwas berkata, "Lihatlah ini hari yang baru. Sekarang, perkenankan saya menjadi pemimpin, dan Tuan Guru mengikut saya."
Tuan Guru pun setuju.
"Saya akan mengumpulkan kayu, untuk membuat api," kata Ibrahim Khawwas.
"Kau tak boleh melakukan itu; aku yang akan melakukannya," kata Tuan Guru.
"Saya memerintahkan agar Tuan Guru duduk saja sementara saya mengumpulkan kayu!" kata Ibrahim Khawwas.
"Kau tak boleh melakukan hal itu, sebab hal itu tidak sesuai dengan syarat menjadi murid; pengikut tidak boleh membiarkan dirinya dilayani oleh pemimpinnya," kata Tuan Guru yang bijaksana itu.
Demikianlah, setiap kali Tuan Guru menunjukkan kepada murid apa yang sebenarnya makna menjadi murid dengan contoh-contoh.
Mereka berpisah di gerbang Kota Suci. Sewaktu kemudian bertemu lagi dengan Tuan Guru yang bijaksana itu, Ibrahim Khawwas tidak berani menatap matanya.
"Yang kau pelajari itu, adalah sesuatu yang berkaitan dengan sedikit menjadi murid," kata Tuan Guru.

Catatan:
"Biarkan saja apa yang dilakukan untukmu dikerjakan orang untukmu. Kerjakan sendiri apa yang harus kamu kerjakan bagi dirimu sendiri."

Tiada ulasan: