Halaman

06 Mac 2009

Dia Insan Mulia

Tak semena-mena...
air mataku mengalir sendu....
dan hati mula diserapi pilu....
saat indera menatap lakaran kejahilan itu.
Dia insan mulia
yang tetap mulia selama-lamanya....
dia dilakar pencetus keganasan...
sedangkan dia pengibar panji kedamaian.....
dia digambar penuh kebingungan...
sedangkan dia perintis ketenangan....
dia dipotret cogan diskriminasi...
sedangkan dia membela hak asasi....
dia disangka perebak penindasan....
sedangkan dia obor keadilan.....
biar apapun dia dicerca.......
kemuliaannya terpelihara......
kerana dia insan mulia.....!

Ternyata kejahilan tak akan bersatu
dengan keilmuan orang yang tahu....
persis minyak dan air yang tak 'kan berbaur....
begitu jua......
kala kehinaan yang dilemparkan...
membangkit kemarahan......
dan marah ini di atas landasan....
marah kerana kebenaran....
marah demi kecintaan....
marah demi kerana dia kekasih Tuhan!
Air mata masih mengalir.....
pilu dengan tingkah mereka itu....
namun, Tuhan Lebih Tahu.....
Muhammad;
dia insan mulia.....
kala hidup meski sering dicerca....
dan kini masih lagi yang jahil menghinanya....
dia tetap pewaris kemuliaan....
yang dalam diam diakui.....
setiap kawan dan lawan......
Kuseka air mata ini......
kutahan kemarahan di hati.....
ku akui ketinggian akal budi.....
kerana aku meyakini.....
adalah yang tetap dan pasti.....
Muhammad itu......
dia insan mulia......
yang mulianya dia.....
selama-lamanya......!!!!
Nukilan;
'Haikal Nawwarah'
25 Muharram 1427H
-Johor Bahru-

Tiada ulasan: